Perjalanan dimulai dari Terminal Bekasi, pukul 20.00 kami langsung mencari Bis Budiman yg langsung ke Pangandaran dengan tarif Rp 80.000/orang. Pukul 20.30 Bis berangkat menuju Tasik & Pangandaran (tujuan akhir), sebenarnya Bis yg kami tumpangi itu jurusan Tasik-Bekasi, karna di Pangandaran kekurangan armada yg ke Bekasi maka Bis ini dijadikan Bis bantuan menuju Pangandaran. Pukul 20.45 Bis memasuki gerbang tol Bekasi Timur, sepanjang Tol Cipularang Bis ini melaju dengan kecepatan 100-120km/jam. Singkat cerita, bis kami sampai di Terminal Pangandaran pukul 05.30.
Sampai di Terminal Pangandaran kami langsung di serbu oleh tukang ojek dan tukang becak, dia menanyai kami mau kemana, mau ke hotel apa mau ke penginapan biasa, segala macem lah. Tapi kami tolak, karna alesan kami ingin break dulu di Masjid yg dekat Terminal.
Pukul 06.00 kami langsung mencari penginapan yg berdekatan dengan Pantai, Kami jalan kaki -+ 5KM dari Masjid Pangandaran ke penginapan, dan kami menemukan penginapan yg sangat dekat dengan Pantai, -+ 50m menuju Pantai.
Nama penginapannya adalah Pondok Wulan, kalo dari Tol Pertigaan Pangandaran belok kiri, dari belokan itu gak jauh ada gang kecil ke kiri & ada tulisan Pondok Wulan, masuk ke dalam gang, di dalam gang situ penginapannya. Oh iya, penginapannya 150rb/malam.
Penginapan Pondok Wulan
Setelah kami beberes tas dan rapih rapih kami langsung menuju Pantai Pangandaran.
Pantai Pangandaran pagi2 tidak terlalu ramai, tapi yg disayangkan adalah.. banyak sampah yg berserekan di sekitar pantai, duh pantai bagus-bagus kok gak dijaga ya
Beach
Setelah berfoto ria dan keliling pantai, kami langsung mencari sarapan pagi disekitar lokasi. Kami menemukan #kuliner Kupat Tahu Khas Pangandaran, makannya seperti Ketoprak, bahannya sangat-sangat menyerupai Ketoprak, harganya adalah Rp 8.000/porsi + teh tawar.
Setelah kami mengisi perut, kami langsung menuju ke Cagar Alam yang ada di Ujung Pantai.
Kami berjalan cukup lelah -+ 3s/d4KM perjalanan dari Pantai menuju Cagar Alam. Sekitar pukul 09.00 kami tiba di Cagar Alam.
Perjalanan menuju Cagar Alam
Ujung Pantai
Oh ya, untuk masuk ke Cagar Alam ini hanya membayar Rp 7.000/orang.
Setelah masuk ke Cagar Alam, kami langsung di sambut oleh beberapa monyet yang sedang bergelantungan di pohon dan di akar-akar.
Buat para pengunjung diharapkan tidak memberi makanan kepada hewan yg ada di Cagar Alam, termasuk monyet, rusa, lutung, dll.
Karna dengan hal ini sama dengan mengubah perilaku mereka, sehingga membuat monyet gemar mengambil barang manusia yang dianggap makanan dikemudian hari.
Disarankan bagi saya untuk para pengunjung tidak membawa tas/mengepalkan tangan ketika ke Cagar Alam, karna nantinya si monyet akan langsung mengambil, bahkan mengobrak-abrik tas kita.
Setelah kami meng-explore Cagar Alam, kita langsung menuju ke Pasir Putih, dari Cagar Alam agar bisa ke Pasir Putih tinggal belok kanan.
Nah, di Pasir Putih ini harapan saya adalah pengunjungnya sepi, agar pantai & karang-karangnya bisa terlihat jernih. Tapi, fakta nya tidak sesuai dengan harapan saya *apasih*.
Di Pasir Putih pengunjung sangat ramai, dan air yg di pantai pasir putih agak kotor, kotor butek yaa walaupun bukan kotor karna sampah.
Tiba di Pantai Pasir Putih, kami langsung mengelilingi area pohon-pohon yang ditempati oleh beberapa kawanan monyet, berfoto ria degan si monyet. Tapi sayangnya ada beberapa pengunjung yg masih memberikan makanan kepada si monyet, padahal sebelum masuk ke Pasir Putih sudah ada peringatannya agar tidak memberi apapun kepada si monyet.
Next! Setelah kami melihat dan mengabadikan monyet yg ada di Pasir Putih, ada bapak-bapak yg berlogat sunda dan menawarkan kami Snorkeling, dia menawarkan Snorkeling seharga Rp 25.000/orang. Karna kami belum pernah Snorkeling & harga yg ditawarkan murah, kami menawarnya dengan harga Rp 20.000/orang. Dan beliau setuju dengan tawaran kami, dan kami langsung dikasih alat2 untuk snorkeling #yeah. Oh iya, itu Rp 20.000/orang sepuasnya lho, fikir saya ini memang murah, apa karna efek dari airnya yang butek yaa
Imam, Anas, Saya
Setelah kami bermain di Pasir Putih, kami langsung kembali ke pantai yg dekat dengan penginapan, dan kami langsung mencari makan siang, makan siang pun kami dengan Kupat Tahu (lagi), karna ingin hemat.. Yaa memang itu, kupat tahu + teh tawar.
Selesai makan, pengunjung yg ada di pantai pun mulai sepi, kami bermain sembari menunggu sunset di pantai ini.
Dan akhirnya, gerimis pun mengililingi kawasan pangandaran.
Beberapa menit kemudian, hujan deras pun turun dan kami terpaksa balik ke penginapan, yg agak kecewa adalah tidak bisa melihat Sunset di Pangandaran, hfftt..
Kami kembali ke penginapan untuk sholat maghrib dan sholat isya, setelah ba’da isya hujan pun sedikit reda dan kami memaksakan untuk jalan-jalan di pinggiran pantai.
Setelah jalan menuju Jl. Bulak laut-Pantai Barat kami menemukan rumah makan yg bernama Pondok Lembayung Senja, rumah makan yg sederhana tapi rasanya seperti rumah makan megah.
Kami (ber-4) memesan Nasi Goreng dan Es Teh Manis (minuman favorit)
Harga nasi gorengnya adalah Rp 13.000/porsi & Es teh manis Rp 4.000/gelas.
Setelah kami makan malam di Pondok Lembayung Senja, Pangandaran. Kami langsung mencari mobil gowes yg kami jarang temukan di Bekasi.
Kami melihat satu mobil gowes di pinggiran jalan, yg lain mobil gowes nya pada berkumpul. Kami memilih yg sedang sendiri, fikir saya malah nambah murah & lagi keadaan sehat. Eeh ternyaa, rasa kecewa pun datang lagi.
Kami menyewa dengan harga Rp. 50.000/jam, tp baru beberapa meter jalan rantai depan & belakang mobil gowes itu lepas, kami mencoba untuk membenarkannya. Beberapa meter lepas lagi, sudah lepas 4x & sudah saya pasang lagi dan lepas lagi. Huft, terpaksa saya menelpon yg punya untuk membenarkan rantai supaya tidak cepat putus, dan si bapak-bapak nya bilang
“ini as nya yg putus, karna sering di belok-belok’an”. “memang begitu pak jalannya, belok-belok dan naik turun terus, kami jalan seperti yg lain, santai” ucap saya. Bapak-nya pun kembali menjawab “ya ini karna terlalu sering di goyang2in stirnya”, saya balas lagi “yah pak, saya mengendarai stir sesuai dengan jalannya pak, dan klo saya belok pun itu saya menghindari becekan setelah hujan, yaudah sekarang gini aja pak, kami semua minta untuk mengganti mobil gowes nya”, “saya punya mobil gowes cuma 1″ balas bapaknya, “kalo gitu, kami minta duit setengah nya aja pak, biar kita sama2 enak” ucap saya.
Dan akhirnya bapak2nya pun memberi uang Rp 20.000rb ke kami dengan wajah yg sangat jutek.
Saran saya, kalau mau menyewa mobil gowes sebaiknya di cek dulu segala rantai nya, stirnya, maupun lampu-lampunya, biar gak ada kejadian zonk kaya saya, hehe. Dan jangan lupa pinter2 buat tawar-menawarnya.
Waktu menunjukan pukul 22:00, dan kami langsung balik ke penginapan dan bermalam di Pondok Wulan.
Suasana dari depan gang penginapan Pondok Wulan
Pukul 07.30 kami langsung menuju Terminal Pangandaran untuk kembali ke Bekasi.
Kami naik bis seperti berangkat, bis Budiman dengan tarif Rp. 80.000/orang, sampai di Bekasi pukul 05.00 sore.
Terima Kasih telah membaca caper (catatan perjalanan) saya, semoga bermanfaat bagi yg ingin berkunjung ke Pangandaran. Mohon maaf jika ada salah kata atau salah penulisan.
-Salam Ransel
kocak yang naik mobil gowes. wkwk
BalasHapusSengsaraaa banget itu haha
BalasHapus